ChordDerry Sulaiman Dunia sementara akhirat selamanya - Intro: C G Dm Am CWahai manuGsia DmJangan engkau tertiAmpu daya COleh dunia yangG fana DmSebagai tempat ujian baAmgi kita CDuniaG sementAmara DmAkhirat selama-lGamanya Reff: COrang kaya mati GOrang miskin mati DmRaja-raja mati AmRakyat biasa mati CSemua pergi menghadap IlGahi DmDunia yang dAmi cari GTak ada yang Cberarti CWahai manuGsia
Lagudunia sementara akhirat selamanya, tampilan nasyid santri PPTQ SMPIT Abu Ja'far MaKeS 2017. Anindita Madiun. 12:47. Camila - Dunia Sementara, Akhirat Selamanya. KompasTV. 8:37. Syiar lewat Lagu, Camila Rilis Dunia Sementara Akhirat Selamanya. iNewsdotid. 11:01.
Dunia akan mengalami perlemahan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan. Tahun ini hanya tumbuh 3,2 persen dari tadinya 3,6 persen. Artinya turun 0,4 persen," terang Sri Mulyani. "Sementara untuk tahun 2023 IMF memperkirakan pertumbuhan 2,9 persen. Ini turun 0,7 percentage point dari forecast sebelumnya (3,6 persen)," ujar dia.
Vay Nhanh Fast Money. KEBAHAGIAAN merupakan salah satu hal yang palin banyak diburu oleh manusia di dunia ini. Kebahagiaan menjadi hal yang sangat berharga dan didamba-dambakan oleh setiap orang. Seorang pelajar memilih belajar dengan tekun karena ia ingin mendapatkan nilai yang baik dan ketika mendapatkan nilai yang baik tentunya pelajar tersebut akan berbahagia. Begitu pun dengan para pekerja. Mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan penghasilan yang memuaskan. Karena mereka berpikir dengan mendapatkan penghasilan yang memuaskan akan membuatnya bahagia. BACA JUGA Penentu Kebahagiaan adalah Pikiran, Benarkah? Memang demikianlah dunia tercipta. Dunia dicipta dengan sifat fana. Segala yang ada di dalamnya juga fana. Kehidupan, kesedihan, kebahagiaan, semuanya fana. Yang hidup tak selamanya hidup, karena Izrail senantiasa bersiap mengambil roh kita satu persatu. Yang sedih tak selamanya sedih. Cahaya kebahagiaan kadang kala hadir menyusul. Yang bahagia tak selamanya bahagia, terpaan angin duka pasti segera muncul. Beginilah dunia dicipta. Bukan di sini letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan tempat yang tepat bagi segala macam keabadaian. Tempat yang tidak akan kita jumpai lagi tragedi kematian. BACA JUGA Pintu Kebahagiaan yang Abadi Tempat yang tak akan kita jumpai lagi pergiliran suka dan duka, tangis dan tawa, bahagia dan sengsara. Tempat di mana semua yang menangis, selamanya akan menangis. Yang bahagia, selamanya akan tetap bahagia. Ya, akhirat. Tempat singgah yang sengaja diabadikan oleh Allah sebagai balasan atas segala tindak-tanduk manusia selama hidup di dunia. [] Sumber Man Shabara Zhafira/Karya Ahmad Rifa’i Ri’fan/Penerbit Gramedia
KITA tahu bahwa dunia hanya sementara, akhirat selama-lamanya. Namun apa yang kita sering lakukan saat ini justru terlihat seolah-olah akan hidup abadi di dunia. Kita rela mencurahkan segala daya hanya untuk menggapai dunia, dan melupakan urusan akhirat. Naudzubillah. Sebagian besar manusia menginginkan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini. Kebahagiaan menjadi hal yang sangat berharga dan didamba-dambakan oleh setiap orang. Seorang pelajar memilih belajar dengan tekun karena ia ingin mendapatkan nilai yang baik dan ketika mendapatkan nilai yang baik tentunya pelajar tersebut akan berbahagia. Begitu pun dengan para pekerja. Mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan penghasilan yang memuaskan. Karena mereka berpikir dengan mendapatkan penghasilan yang memuaskan akan membuatnya bahagia. Dikutip dari buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifa’i Ri’fan, memang demikianlah dunia tercipta. Dunia hanya sementara karena dicipta dengan sifat fana. Segala yang ada di dalamnya juga fana. Kehidupan, kesedihan, kebahagiaan, semuanya fana. BACA JUGA Penentu Kebahagiaan adalah Pikiran, Benarkah? Foto Unsplash Yang hidup tak selamanya hidup, karena Izrail senantiasa bersiap mengambil roh kita satu persatu. Yang sedih tak selamanya sedih. Cahaya kebahagiaan kadang kala hadir menyusul. Yang bahagia tak selamanya bahagia, terpaan angin duka pasti segera muncul. Dunia hanya sementara, karena bukan di sini letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan letak bahagia. Allah sudah mempersiapkan tempat yang tepat bagi segala macam keabadaian. Tempat yang tidak akan kita jumpai lagi tragedi kematian. Tempat yang tak akan kita jumpai lagi pergiliran suka dan duka, tangis dan tawa, bahagia dan sengsara. Tempat di mana semua yang menangis, selamanya akan menangis. Yang bahagia, selamanya akan tetap bahagia. Ya, akhirat. Tempat singgah yang sengaja diabadikan oleh Allah sebagai balasan atas segala tindak-tanduk manusia selama hidup di dunia. Dunia diibaratkan lautan, semakin kita meminum airnya, maka akan semakin haus lah tenggorokan. Begitulah, ketika dunia yang dikejar, kita tak akan pernah puas untuk terus memburunya. Meskipun dunia hanya sementara, namun kenikmatan dan keindahan yang ditawarkannya, terasa amat menyenangkan jiwa kita. Sehingga, kita lupa dan lalai akan kewajiban kepada Sang Khalik. Tak sedikit dari kita yang lebih memilih terus melakukan pekerjaan dikala adzan sudah berkumandang. Tak jarang, kita menunda shalat karena lelah yang menjadi alasan. Ya, kita merasa lelah saat dihadapkan dengan kewajiban beribadah kepada-Nya. Namun, kita jarang sekali merasa lelah, ketika kita sedang asik “berlari” mengejar dunia. Dunia hanya Sementara Foto Unsplash Dunia hanya sementara. Namun begitu mempesona, menyihir mata, telinga, bahkan hati dan jiwa. Godaan harta, jabatan, juga rasa cinta, dapat menjatuhkan kita ke dalam jurang kebinasaan. Banyak yang mengejar harta, sampai lupa kepada Sang Pencipta. Tak sedikit yang mengejar jabatan, akhirnya masuk dalam perangkap setan. Dan, sudah tak terhitung, berapa jumlahnya orang yang binasa lantaran cinta yang berlebih terhadap manusia. Pahamilah, dunia hanya sementara. Kita tidak akan selamanya berada di sini. Kita hanya diberikan waktu yang sebentar hidup di dunia ini. Dunia yang kita tempati ini, layaknya tempat bercocok tanam. Kelak, kita sendiri yang akan memanen hasilnya di akhirat. Maka, perbaiki dan perbanyaklah amal kebajikkan. Semoga, kelak di hari akhir, kita termasuk orang yang beruntung. Dunia hanya sementara, manfaatkanlah keberadaan kita dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyesal nantinya. Jangan sampai, gara-gara mengejar dunia, kita justru dijauhi oleh-Nya. Dunia hanya sementara. Karena dunia hanyalah jembatan, yang kelak mengantarkan kita pada tempat tinggal yang sebenarnya. Dunia hanya Sementara Ilustrasi Foto Pexels BACA JUGA Pintu Kebahagiaan yang Abadi Sadarilah, kemewahan, kejayaan, dan hal lain yang kita agungkan selama hidup di dunia, kelak tak akan memberikan manfaat di hari pembalasan. Bisa jadi, itu semua justru aka memberatkan amal keburukan kita. Naudzubillah. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” QS Al-An’aam ayat 32. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah mengatakan, bahwa dunia itu laksana surga bagi orang kafir, dan penjara bagi orang mukmin HR Muslim. Kenapa? Karena di dunia itu dipenuhi aturan-aturan yang sama sekali tak boleh diterjang. Ada halal-haram, ada perintah-larangan, ada ini dan itu. Seringkali untuk menjalankan suatu perintah, kita harus meninggalkan beberapa perkara yang nampak indah dan di saat tertentu harus menelan rasa pahit. Seluruh perintah ini hanya akan dilaksanakn oleh orang-orang mukmin karena meraka bersabar dan yakin bahwa kehidupan sebenarnya yang terdapat berbagai kenikmatan hanya akan ada di akhirat kelak. []
Ilustrasi kandungan surat al hadid ayat 20. Foto Pixabay. Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang dan ada kalanya dan senang silih berganti, senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya adalah kesengsaraan yang sementara. Banyak sekali ayat alquran yang memberikan perumpamaan kehidupan dunia, salah satunya Surat Al Hadid ayat dunia hanyalah fatamorgana, Allah SWT menggambarkan hal tersebut dalam surat Al Hadid ayat 20 yang berbunyiاِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِArtinya Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang Surat Al Hadid ayat 20Ilustrasi kandungan surat al hadid ayat 20. Foto dari buku Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Masalah Aqidah Dan Akhlak Dalam Al-Qur’an oleh Dr. Syukri, ayat ini menjelaskan tentang perumpamaan orang beriman hidup di dunia. Seperti air hujan menjadikan tanaman membuat bahagia para petani, kemudian tanaman menjadi kering, kuning, dan kiasan dari perumpamaan ayat di atas adalah kehidupan dunia hanyalah permainan dan tipuan. Hujan diumpamakan banyaknya manusia yang hidup, sementara tanaman diumpamakan cara manusia mencari rezeki atau makan yang sangat tanaman berubah menjadi kuning sebagai tanda bahwa tanaman itu tidak lama lagi akan mati. Hal ini memberi isyarat bahwa manusia akan mengalami kesakitan, jika berbuat dosa wajib menghadapi penderitaan dan siksaan saat menjelang kematian. Pada akhirnya, tanaman itu mati dibawa ke tempat sampah, seperti manusia yang mengalami Surat Al Hadid ayat 20Ilustrasi kandungan surat al hadid ayat 20. Foto selain kandungan di atas terdapat pesan lain dari surat Al Hadid ayat 20 yang dikutip dari artikel jurnal berjudul Implikasi Pendidikan QS. Al-Hadid Ayat 20 tentang Sikap terhadap Hidup dalam Upaya Menghindari Perilaku Ujub oleh Agus Halimi dan Khambali. Surat Al-Hadid ayat 20 menerangkan bahwa setiap manusia diperintahkan untuk menjauhi sifat cinta dunia yang dapat menyebabkan mereka memiliki sifat ujub berbangga diri. Implikasi pendidikan dari ayat tersebut antara lain sebagai Seorang muslim dilarang memiliki sifat hubbu dunya karena Allah SWT menilai rendah kehidupan dunia. Mencintai dunia adalah pokok dari segala kejahatan, sedangkan membenci dunia adalah cara terbaik seorang Muslim menjadi taat kepada Dalam surat Al Hadid ayat 20, Allah SWT mengibaratkan hakikat dunia sebagai suatu permainan yang pasti ada awal dan akhir. Ada yang menang ada juga yang kalah, yang menang akan tertawa dan yang kalah akan Di akhirat manusia akan menerima satu dari dua kemungkinan balasan keridhaan Allah atau siksaan. Dalam kehidupan akhirat yang akan datang, hanya ada dua hal. Adakalanya adzab yang keras bagi para musuh Allah SWT. Tapi adakalanya maghfirah dan keridhaan dari Allah SWT bagi para kekasih Allah SWT dan orang-orang yang taat Dunia adalah kesenangan yang menipu dan harus diwaspadai. Karena hidup bukan hanya di dunia, tetapi ia akan terus berkelanjutan sampai ke akhirat kelak. Apa yang akan diperoleh di akhirat, akan sesuai dengan apa yang telah manusia lakukan selama ada di dunia.
dunia hanya sementara akhirat selamanya